Beranda | Artikel
Sebagian Keutamaan Tauhid [Syaikh as-Sadi]
Rabu, 4 Desember 2013

fresh-water-house3

Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata:

Perkara paling agung yang diperintahkan Allah adalah tauhid, yang hakikat tauhid itu adalah mengesakan Allah dalam ibadah. Tauhid itu mengandung kebaikan bagi hati, memberikan kelapangan, cahaya, dan kelapangan dada. Dan dengan tauhid itu pula akan lenyaplah berbagai kotoran yang menodainya.

Pada tauhid itu terkandung kemaslahatan bagi badan, serta bagi [kehidupan] dunia dan akhirat. Adapun perkara paling besar yang dilarang Allah adalah syirik dalam beribadah kepada-Nya. Yang hal itu menimbulkan kerusakan dan penyesalan bagi hati, bagi badan, ketika di dunia maupun di akhirat.

Maka segala kebaikan di dunia dan di akhirat itu semua adalah buah dari tauhid. Demikian pula, semua keburukan di dunia dan di akhirat, maka itu semua adalah buah dari syirik.

[lihat al-Qawa’id al-Fiqhiyah, hal. 18]

Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata:

Tidak ada suatu perkara yang memiliki dampak yang baik serta keutamaan beraneka ragam seperti halnya tauhid. Karena sesungguhnya kebaikan di dunia dan di akherat itu semua merupakan buah dari tauhid dan keutamaan yang muncul darinya.

[lihat al-Qaul as-Sadid fi Maqashid at-Tauhid, hal. 16]

Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata:

Segala kebaikan yang segera -di dunia- ataupun yang tertunda -di akherat- sesungguhnya merupakan buah dari tauhid, sedangkan segala keburukan yang segera ataupun yang tertunda maka itu merupakan buah/dampak dari lawannya….

[lihat al-Qawa’id al-Hisan al-Muta’alliqatu Bi Tafsir al-Qur’an, hal. 26]

Syaikh as-Sa’di rahimahullah menjelaskan:

Seluruh isi al-Qur’an berbicara tentang penetapan tauhid dan menafikan lawannya. Di dalam kebanyakan ayat, Allah menetapkan tauhid uluhiyah dan kewajiban untuk memurnikan ibadah kepada Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Allah pun mengabarkan bahwa segenap rasul hanyalah diutus untuk mengajak kaumnya supaya beribadah kepada Allah saja dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Allah pun menegaskan bahwa tidaklah Allah menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Nya. Allah juga menetapkan bahwasanya seluruh kitab suci dan para rasul, fitrah dan akal yang sehat, semuanya telah sepakat terhadap pokok ini. Yang ia merupakan pokok paling mendasar diantara segala pokok ajaran agama.

[lihat al-Majmu’ah al-Kamilah [8/23]]

Syaikh as-Sa’di rahimahullah juga menyebutkan berbagai keutamaan yang akan diraih oleh seorang insan dengan tauhid, diantaranya:

Tauhid adalah sebab utama untuk menemukan jalan keluar atas segala kesusahan dunia dan akhirat serta untuk menolak berbagai hukuman [siksa].

Tauhid akan menghalangi pelakunya dari kekal di dalam neraka, selama di dalam hatinya masih tersisa iman walaupun hanya seberat biji sawi.

Dan apabila iman [tauhid] yang terdapat di dalam hatinya sempurna niscaya hal itu akan menjadi penghalang baginya dari segala macam siksa neraka.

Pemilik tauhid akan mendapatkan petunjuk yang sempurna dan keamanan yang sepenuhnya di dunia maupun di akhirat.

Tauhid merupakan satu-satunya jalan untuk menggapai ridha Allah dan pahala dari-Nya; dan orang yang paling berbahagia dengan syafa’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang mengucapkan laa ilaha illallah dengan ikhlas -bebas dari syirik, pent- dari dalam lubuk hatinya.

Segala bentuk amalan lahir maupun batin hanya akan diterima, sempurna, dan mendapatkan pahala di sisi Allah jika dibarengi dengan tauhid. Sehingga apabila tauhid dan keikhlasan seorang hamba semakin sempurna niscaya perkara-perkara ini pun menjadi sempurna dan diperolehnya secara utuh.

Tauhid akan meringankan hamba dalam melakukan kebaikan dan meninggalkan berbagai kemungkaran. Selain itu, tauhid akan menghiburnya saat tertimpa berbagai bentuk musibah. Seorang yang ikhlas kepada Allah dalam keimanan dan tauhidnya, niscaya akan terasa ringan baginya ketaatan-ketaatan; sebab dia senantiasa mengharap pahala dari Rabbnya dan keridhaan-Nya.

Demikian pula akan terasa mudah baginya untuk meninggalkan apa-apa yang disenangi oleh hawa nafsunya berupa kemaksiatan; karena dia khawatir akan murka dan hukuman-Nya

Apabila tauhid sempurna di dalam hati seorang maka Allah akan membuatnya mencintai keimanan dan membuat hal itu terasa indah di dalam hatinya, dan Allah membuat kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan menjadi hal yang dia benci, kemudian Allah akan menjadikan orang tersebut orang-orang yang mengikuti petunjuk dan meniti jalan yang benar.

Tauhid juga akan meringankan hal-hal yang dirasa tidak menyenangkan dan membuat terasa ringan berbagai derita yang harus dirasakan. Maka seorang hamba akan bisa menghadapi beratnya beban dan derita dengan penuh kelapangan apabila dia memiliki kesempurnaan tauhid dan keimanan. Sehingga beban dan derita akan dihadapinya dengan hati yang lapang, jiwa yang tenang, serta senantiasa pasrah dan ridha terhadap takdir Allah yang terasa menyakitkan.

Tauhid juga menjadi sebab terbebasnya seorang hamba dari penghinaan dan perendahan dirinya kepada sesama makhluk. Sehingga ia akan terbebas dari cengkeraman rasa takut, harap, atau beramal demi makhluk. Inilah hakikat kemuliaan yang sebenarnya dan kedudukan yang tinggi.

Dengan demikian, dia senantiasa memuja dan beribadah kepada Allah dan tidak mengharap kecuali kepada-Nya. Tidak takut kecuali kepada-Nya. Tidak bertaubat dan taat kecuali kepada-Nya. Dengan itulah akan sempurna kebahagiaan dan tercapai keselamatan dirinya.

Diantara keutamaan tauhid yang tidak bisa disamai oleh amal apapun adalah; jika tauhid itu sempurna di dalam hati serta terwujud secara utuh dalam bentuk keikhlasan yang murni, maka ia akan merubah amal yang sedikit menjadi besar nilainya, amal dan ucapannya pun menumbuhkan pahala yang berlipat ganda tanpa batasan dan perhitungan.

Dan tatkala itulah kalimat ikhlas menjadi sangat berbobot di dalam timbangan amalnya; sehingga langit dan bumi beserta para penghuninya pun tidak bisa mengimbangi bobot dan keutamaannya. Sebagaimana kisah si pemilik kartu laa ilaha illallah yang ditimbang dan mampu mengalahkan beratnya sembilan puluh sembilan gulungan catatan dosa -yang setiap gulungan panjangnya sejauh mata memandang- maka tidaklah hal itu terjadi kecuali karena kesempurnaan ikhlas orang yang mengucapkannya.

Di sisi lain, betapa banyak orang yang mengucapkan laa ilaha illallah tetapi tidak mencapai tingkatan ini. Dikarenakan di dalam hatinya tidak terdapat tauhid dan keikhlasan yang sempurna yang setara atau mendekati apa yang tertanam di dalam hati hamba tersebut.

Tauhid adalah sebab Allah memberikan jaminan kemenangan dan kejayaan di dunia, sebab untuk meraih kemuliaan dan limpahan petunjuk, sebab untuk mendapatkan kemudahan, perbaikan keadaan serta kelurusan ucapan dan perbuatan.

Allah akan menyingkirkan berbagai keburukan dunia dan akhirat bagi ahli tauhid dan kaum beriman, dan Allah anugerahkan kepada mereka kehidupan yang baik, ketentraman dan ketenangan dalam berdzikir kepada-Nya.

[lihat al-Qaul as-Sadid fi Maqashid at-Tauhid, hal. 16-19 cet. Maktabah al-‘Ilmu]


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/sebagian-keutamaan-tauhid-syaikh-as-sadi/